Rabu, 28 September 2011

PENGKAJIAN FISIK JANTUNG (KARDIOVASKULER)


Sistem Kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah . Jantung yang merupakan organ pemompa serta pembuluh darah yang merupakan pipa yang panjang yang mempunyai peranan dalam mengedarkan oksigen, zat makanan, hasil metabolism dan hormone kedalam sel-sel tubuh.

1.      Pengkajian Riwayat Kesehatan
·      Kaji riwayat merokok, penggunaan alkohol, pemakaian obat-obatan, kebiasaan latihan, dan pola diet termasuk pemasukannya
·      Apakah klien mendapat pengobatan untuk fungsi kardiovaskuler? Apakah klien mengetahui kegunaan, dosis, dan efek samping pengobatan?
·      Tanyakan apakah klien mengalami nyeri atau ketidaknyamanan pada dada, palpitasi, kelelahan yang berlebihan, dispnea, edema pada kaki, pingsan atau ortopnea. Apakah gejala-gejala ini terjadi.

2.      Pemeriksaan Fisik
·         Keadaan Umum Pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien di­maksudkan untuk mendapatkan kesan umum pasien tersebut. Dalam pemeriksaan ini perlu diperhatikan kelainan dan usia pasien, tampak sakit  atau tidak, kesadaran dan keadaan emosi, dalam keadaan comfort atau distress, serta sikap dan tingkah laku pasien.

3.      Pemeriksaan Khusus
·         Inpeksi dan palpasi

Area Jantung ( prekordial ) di inspeksikan dan di palpasikan secara silmutan untuk mengetahui adanya ketidaknormalan denyutan atau dorongan ( heaves ).  Palpasi dilakukan secra sistematis mengikuti struktuk anatomi jantung mulai dari area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis, area apical dan area epigrastik.
 Cara Palpasi:


·         Perkusi
Perkusi jantung dilakukan untuk mengetahui ukuran dan bentu jantung secara kasar. Seorang tenaga kesehatan melakukan perkusi jantung hanya dalam keadaan yang sangat diperlukan. Perkusi dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai plesimeter ( landasan ) rapt-rapat pada dinding dada. Untuk melakukan perkusi jantung seorang tenaga kesehatan hendaklah mengetahui batas-batas jantung. Baras kiri jantung umumnya tidak lebih dari 4, 7 dan 10 cm kea rah kiri dari garis midsternal pada spasium interkostalis ke 4, 5 dan 8.

·         Auskultasi
Jantung dapat didengar dengan teknik auskultasi dengan menggunakan alat yang bernama steteskop. Bunyi jantung itu ada dua yaitu “lup”  yang timbul karena adanya penutupan katup mitralis dan trikuspidalis, dan  S2 atau “dup” terjadi karena adanhya proses penutupan katup aorta dan pulmonalis. Jarak daripada bunyi S1 dan S2 ini anatara 1 detik atau kurang.
Auskultasi harus dilakukan pada lima area auskultasi utama dengan menggunakan steteskop bagian difragma kemudian dengan bagian bell (sungkup). Gunakan tekanan yang lembut sewaktu menggunakan bagian difragma dan tekanan yang mantap ketika menggunakan bagian bell.
 Lima Area utama yang digunakan untuk mendengar bunyi jantung adalah:
Ø  Katup Aorta
Ø  Pulmonalis
Ø  Trikuspidalis
Ø  Apikal
Ø  Epigastrik



Mengukur Vital Sign

Beberapa pemeriksaan Tanda vital yang sering digunakan dan relatif lebih mudah dikerjakan, seperti pemeriksaan :

a.     Pemeriksaan Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :
  1. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )
  2.  Olahraga
  3. Shivering atau kontraksi otot skelet
  4.  Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
  5. Proses penyakit infeksi
  6. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik ).
Faktor- faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
Ø  Umur
Ø  Aktifitas tubuh
Ø  Jenis Kelamin
Ø  Perubahan emosi
Ø  Perubahan Cuaca
Ø  Makanan, minuman, rokok, dan lavemen

a. Alat Pengukur Suhu Tubuh
Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer kaca (glass thermometers). Skala yang sering digunakan adalah termometer skala Celcius ( Centigrade) yang mempunyai skala dengan titik beku air 0 derajat Celcius dan titik didih 100 derajat Celcius. Ada pula digital thermometer yang mempunyai kepekaan tinggi dan waktu pemeriksaan hanya beberapa detik , banyak dipakai pada kondisi kegawatan.

b. Pengukuran Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di mulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) . Masing- masing tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan suhu aksila.

Pemeriksaan Suhu Aksila dengan Termometer Air Raksa
Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah dan aman, namun kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada :
1. Anak
2. Pasien dengan radang mulut
3. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu napas
Persiapan pemeriksaan suhu :
1). persiapan peralatan
1. Cucilah tangan
2. Siapkan soft tissue atau lap bersih
3. Siapkan buku pencatat suhu dan alat tulis
4. Sebuah handuk bersih untuk membersihkan keringat pasien
2). Persiapan pasien
1. Jagalah privasi pasien dengan tirai atau pintu tertutup.
2. Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya pemeriksaan suhu aksila
3. Lepaskan baju pasien dan bagian lain ditutup dengan selimut.
3). Cara pemeriksaan
1. Pegang termometer pada bagian ujung yang tumpul.
2. Bersihkan dengan soft tissue atau cucilah dalam air dingin bila disimpan dalam desinfektan serta bersihkan dengan lap bersih
3. Peganglah ujung termometer yang tumpul dengan ibu jari dan jari kedua, turunkan tingkat air raksa sampai angka 35 derajat celsius
4. Bukalah lengan pasien.
5. Bersihkan keringat pasien dengan handuk yang kering/ tissue
6. tempelkan termometer ke ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan bawah pasien keatas dada, sedangkan pada anak pegang tangannya dengan lembut.
7. Biarkan selama 5-10 menit untuk hasil yang baik.
8. Angkat termometer dan bersihkan dengan soft tissue/ lap bersih dengan gerak rotasi.
9. Bacalah tingkat air raksa sejajar dengan mata pemeriksa.
10. Turunkan tingkat air raksa <>0C.
11. Kembalikan termometer ke tempat penyimpanan.
12. Cuci tangan.
13. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.

b.    Pemeriksaan Nadi
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu :
1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.

2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant

3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak

Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :
· Normal : 60 – 100 x / menit,
· Bradikardi : <>
· Takhikardi : > 100. x / menit
Denyut nadi pada saat tidur yaitu :
Ø  Bayi baru lahir 100 – 180 x/menit
Ø  Usia 1 minggu – 3 bulan 100 – 220 x/ menit
Ø  Usia 3 bulan – 2 tahun 80 – 150 x/menit
Ø  usia 10 –21 tahun 60 – 90 x/menit
Ø  Usia lebih dari 21 tahun 69 – 100 x/menit

Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri diklasifikasikan :
Ø  Tidak teraba denyut : 0
Ø  Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,
Ø  Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2
Ø  Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan memantul terhadap ujung jari serta tidak mudah hilang : + 3

1. PEMERIKSAAN FREKUENSI NADI
Pemeriksaan frekuensi nadi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Pemeriksaan frekuensi denyut arteri radialis
1) Persiapan alat
Ø  Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
Ø  Buku catatan nadi ( kartu status )
Ø  Alat tulis
2) Persiapan pasien
Ø  Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan
Ø  Buatlah pasien rilek dan nyaman .
3) Cara pemeriksaan
Ø  Cuci tangan pemeriksa
Ø  minta pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi lengan bawah
Ø  Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
Ø  Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah ,lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan
Ø  Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur
Ø  Hitung denyut tersebut selama satu menit ,
Ø  Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.

B. Pemeriksaan frekuensi denyut arteri brakialis
1) Persiapan alat
Ø  Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
Ø  Buku catatan nadi ( kartu status )
Ø  Alat tulis
2) Persiapan pasien
Ø  Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan
Ø  Buatlah pasien rilek dan nyaman
3) Cara pemeriksaan
Ø  Cuci tangan pemeriksa
Ø  Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas
Ø  Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
Ø  Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada fossa kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas siku)
Ø  Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur
Ø  Hitung jumlah denyut selama satu menit
Ø  Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku
C. Pemeriksaan frekwensi denyut arteri karotis
1) Persiapan alat
Ø    Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
Ø    Buku catatan nadi ( kartu status )
Ø    Alat tulis
2) Persiapan pasien
Ø    Jelaskan pada pasien tentang perlunya pemeriksaan ini.
Ø    Buatlah pasien serilek dan senyaman mungkin
3) Cara pemeriksaan
Ø   Cuci tangan pemeriksa dengan air bersih
Ø   minta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher terlihat jelas
Ø   pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas paha
Ø   Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis
Ø   Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah yang berlawanan dengan yang akan diperiksa
Ø   Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindari rangsangan sinus karotid
Ø   Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk palpasi sekitar otot sternokleidomastoideus bagian medial
Ø   Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik atau menghembuskan napas
Ø   Hitung frekuensi nadi dengan alat pengukur waktu untuk 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan 2. Bila irama tidak teratur hitung selama 1 menit.

C. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole. Perbedaan antara systole dan diastole disebut pulse pressure. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg).
Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang shunt arterivena, graft, operasi payudara, ketiak serta pengangkatan limfe, lengan/ tangan yang mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan keras.
1) Persiapan alat
1. sphygmomanometer air raksa lengkap dengan manset.
2. stetoscope
3. antiseptik
2) Persiapan pasien
1. Jelaskan kepada pasien tentang perlunya pemeriksaan tekanan darah
2. Jelaskan bahwa lengan akan dipasangi manset yang bila dipompa akan menekan, sehingga terasa tidak enak/ kesemutan .
3) Cara pemeriksaan
1. pemeriksa mencuci tangan
2. mintalah pasien untuk membuka bagian lengan atas yang akan diperiksa, sehingga tidak ada penekanan pada a. brachialis.
3. posisi pasien bisa berbaring, setengah duduk atau duduk yang nyaman dengan lengan bagian volar diatas.
4. Gunakan manset yang sesuai dengan ukuran lengan pasien
5. pasanglah manset melingkar pada lengan tempat pemeriksaan setinggi jantung, dengan bagian bawah manset 2 – 3 cm diatas fossa kubiti dan bagian balon karet yg menekan tepat diatas arteri brachialis.
6. pastikan pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset.
7. Istirahatkan pasien sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran. Dan pastikan pasien merasa santai dan nyaman.
8. hubungkan manset dengan sphymomanometer air raksa , posisi tegak dan level air raksa setinggi jantung.
9. raba denyut a. brachialis pada fossa kubiti dan a. radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah ( untuk memastikan tidak ada penekanan )
10. pastikan mata pemeriksa harus sejajar dengan permukaan air raksa ( agar pembacaan hasil pengukuran tepat )
11. tutup katup pengontrol pada pompa manset
12. pastikan stetoskop masuk tepat kedalam telinga pemeriksa, raba denyut a. brachialis
13. pompa manset sampai denyut a brachialis tak teraba lagi
14. kemudian pompa lagi sampai 20 – 30 mm Hg ( jangan lebih tinggi, sebab akan menimbulkan rasa sakit pada pasien, rasa sakit akan meningkatkan tensi )
15. letakkan kepala stetoskop diatas a brachialis
16. Lepaskan katup pengontrol secara pelan-pelan sehingga air raksa turun dengan kecepatan 2 – 3 mm Hg per detik atau 1 skala perdetik
17. Pastikan tinggi air raksa saat terdengar detakan pertama arteri brachialis ( Korotkoff I ) è ini adalah tekanan sistolik
18. pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba melemah ( Korotkoff IV ) è tekanan diastolik
19. lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan pasien.
20. Bersihkan earpiece dan diafragma stestokop dengan disinfektan
21. Apabila ingin diulang tunggu minimal 30 detik
22. informasikan pada pasien hasil pemeriksaan dan Catat pada kartu status

D. PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAPASAN
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.
Frekuensi napas normal tergantung umur :
Ø    Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
Ø    Usia <>
Ø    usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
Ø    dewasa 16 – 20 x/menit.
Ø    Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
Ø    Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
Ø    Apnea : Bila tidak bernapas .
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam, stopwatch)
2. Buku pencatat
3. Alat pencatat (pensil, pena)
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas
2. Posisi pasien berbaring, kecuali dalam kondisi tertentu.
3). Cara pemeriksaan
  1. tempatkan satu telapak tangan pasien diatas dada
  2. Rasakan gerakan napas dengan memegang tangan pasien atau dengan melihat gerakan dada/ tangan yang naik turun. Gerakan naik (inhalasi) dan turun (ekhalasi) dihitung 1 frekuensi napas
  3. Hitung frekuensi napas selama satu menit
  4. informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status

E. PEMERIKSAAN BERAT BADAN
1). Persiapan alat
1. timbangan badan
2. alat pencatat
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan timbangan badan berfungsi baik dan stel penunjuk pada titik nol.
2. pastikan tidak ada beban ditubuh pasien yang mempengaruhi penimbangan.
3. pasien diminta naik keatas timbangan atau bila bayi baringkan diatasnya.
4. perhatikan angka tempat penunjuk berhenti
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status
F. PEMERIKSAAN TINGGI BADAN
1). Persiapan alat
1. meteran pengukur tinggi badan
2. penggaris atau sejenis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan proses dan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan meteran pengukur berfungsi baik ( tergantung macam )
2. minta pasien berdiri tegak sejajar pengukur
3. pemeriksan menggunakan penggaris atau sejenis menaruh di ubun-ubun pasien sejajar dengan tempat pijakan
4. perhatikan angka yang ditunjuk oleh penggaris ( centimeter / inchi )
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status.

E. PEMERIKSAAN ELASTISITAS KULIT
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan keseimbangan cairan tubuh . secara sederhana dengan melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat kekurangan cairan tubuh ( dehidrasi ).
1). Persiapan alat
1. stop watch
2. tissue
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas
2. Posisi pasien berbaring, atau duduk.
2) cara pemeriksaan
1. pastikan bagian ( lengan / perut ) yang akan diperiksa terbuka
2. bersihkan kulit yang akan diperiksa dengan tissue
3. pemeriksa menjepitkan ibu jari dan telunjuk pada kulit,
4. lepaskan jepitan dan perhatikan waktu yang diperlukan kulit untuk kembali seperti semula ( dalam detik ).
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status





PEMERIKSAAN EKG
Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.
Kegunaan EKG adalah :
Ø  Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)
Ø  Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)
Ø  Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung
Ø  Mengetahui adanya gangguan elektrolit
Ø  Mengetahui adanya gangguan perikarditis
Cara merekam EKG
Persiapan alat :
  1. Mesin EKG yang dilengkapi 2 kabel
Ø  Satu kabel untuk listrik (power)
Ø  Satu kabel untuk ground
Ø  Satu kabel untuk pasien

2.      Plat elektrode yaitu
Ø  Elektrode ekstremitas diikatkan dengan ban pengikat khusus
Ø  Elektrode dada dengan balon penghisap

3.      Jelly elektrode/air
  1. Kertas EKG
  2. Kertas tissue
Cara menempatkan elektrode :
1.      Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan searah dengan telapak tangan
  1. Elektrode ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
Pemasangan pada pergelangan tidak mutlak, bisa diperlukan untuk dapat dipasang sampai paha kiri atau kanan
Kabel yang dihubungkan :
Ø  Merah untuk Lengan kanan (RA)
Ø  Kuning untuk Lengan kiri (LA)
Ø  Hijau umtuk Tungkai kiri (LL)
Ø  Hitam umtuk Tungkai kanan (RL) : ground

3.      Elektrode dada (prekordial) terpasang

Ø  V1 : Spatium Interkostal (SIC) ke IV pinggir kanan sternum
Ø  V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum
Ø  V3 : ditengah diantara V2 dan V4
Ø  V4 : SIC ke V garis mid klavikula kiri
Ø  V5 : Sejajar V4 garis aksilaris kiri
Ø  V6 : Sejajar V6 garis mid aksilaris
Ø  V7 : Sejajar V6 pada garis post aksilaris (jarang dipakai)
Ø  V8 : Sejajar V7 garis ventrikel ujung scapula (jarang dipakai)
Ø  V9 : Sejajar V8 pada kiri ventrikel (jarang dipakai)

4.      Hidupkan mesin EKG
Ø  Periksa kembali standarisasi EKG dengan :
Ø  Kalibrasi 1 milivolt è akan memberikan gelombang setinggi 10 mm
Ø  Kecepatan 25 mm per detik
Ø  Lakukan kalibrasi dengan menekan tombol start/run. Setelah kertas EKG bergerak, tekan tombol kalibrasi untuk memeriksa apakah gelombang EKG sesuai 10 mm/1MV, dengan memindahkan lead selektor buat perekaman EKG berturut-turut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar