Rabu, 28 September 2011

ETIKA KEPERAWATAN



A. Pengertian
            Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.(Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002 : 7).
            Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

B. Teori-Teori Etik Keperawatan
1. Teleologik
            Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan pendekatan terhadap etika dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan – keputusan etis. Secara singkat, pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal – hal yang berkaitan dengan the end justifies the ineans (pada akhirnya, yang membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan medis). Contoh : seorang perawat yang harus menggantikan peran dari dokter karena berada pada suatu daerah terpencil dan disana tidak ditemukan adanya dokter, maka perawat dapat melakukan sesuatu hal untuk membantu keselamatan jiwa pasien sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

2. Deontologi
            Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
Dengan kata lain, pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip.
Prinsip-prinsip yang merupakan deontolgi diantaranya:
·         Autonomy
·         Informed consent
·         Alokasi sumber-sumber
·         Euthanasia.
            Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
Pendekatan deontologi sudah
dapat diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
            Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
a.    Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban
b.    Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik
c.     Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal
d.    Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak bersyarat (imperatif kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat.
e.    Perintah Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan kalau orang menghendaki akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu mrpk hal yg diinginkan dan dikehendaki oleh orang tsb.
f.      Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tsb atau tidak.

C. Istilah-Istilah Dalam Etika Dan Hukum Keperawatan
            Ada beberapa istilah dalam etik dan hukum keperawatan diantaranya:
1. Etika.
2. Etik
3. Etiket
4. Kode etik
5. Moral
6. Profesional
7. Profesionalisme
8. Profesionalisasi
9. Hukum

D. Perbedaan Masing-Masing Istilah
1. Etika
            Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi prilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik / buruk, merupakan suatu tanggung jawab moral.
2. Etik
            Etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan /prinsip penentuan tingkah laku yang baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab.

3. Etiket
            Etiket merupakan sesuatu yang telah dikenal, diketahui, diulangi serta menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata/ suatu bentuk perbuatan yang nyata.
4. Moral
            Moral merupakan perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota kelompok/ masyarakat dimana ia berada, atau boleh dikatakan bahwa nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
5. Kode etik
            Kode etik adalah kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi dan penerima jasa profesi yang wajar, jujur, adil dan terhormat.
6. Profesional
            Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
7. Profesionalisme
            Profesionalisme adalah karakter, spirit/ metoda profesional, mencakup pendidikan dan kegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan menjadi professional.
8. Profesionalisasi
            Profesionalisasi adalah suatu proses yang dinamis untuk memenuhi/mengubah karakteristik kearah profesi.
9. Hukum
            Hukum dalah peraturan perundang-undangan yang di buat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat



E. PRINSIP-PRINSIP ETIK
1. Otonomi (Autonomy)
            Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
            Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
a.         Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya
b.         Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan.
c.         Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
d.         Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien menghendaki informasi tersebut.
e.         Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak bersedia menjelaskannya.

2.   Berbuat baik (Beneficience)
            Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi. Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukannya apabila klien dalam keadaan risiko serangan jantung.

3.   Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh : seorang perawat sedang bertugas sendirian disuatu unit RS kemudian ada seorang klien yang baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut. Agar perawat tidak menghindar dari satu klien, kelian yang lainnya maka perawat seharusnya dapat mempertimbangkan faktor  – faktor dalam situasi tersebut, kemudian bertindak berdasarkan pada prinsip keadilan.

4.   Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Johnson (1989menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan yang baik. Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, menaglami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terjadilah perdarahan hebat, dokter seharusnya menginstruksikan untuk memberikan transfuse darah. Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah tidak diberikan karena prinsip beneficience walaupun sebenarnya pada saat berasamaan terjadi penyalahgunaaan prinsip maleficience.

5.    Kejujuran (Veracity)
            Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracityberhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

            Contoh : Tn. P berumur 43 masuk rumah sakit karena memiliki masalah dengan alat kelaminnya dan Tn. P tidak mau menceritakan penyakitnya tersebut kepada siapapun termasuk istrinya sendiri. Dan ia pun berpesan kepada perawat untuk tidak menceritakan penyakitnya tersebut. Pada suatu waktu istrinya selalu menanyakan tentang penyakit suaminya sedangkan suaminya telah berpesan untuk tidak menceritakannya. Disini perawat dihadapkan pada konflik kejujuran.

6.    Menepati janji (Fidelity)
            Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

7.   Karahasiaan (Confidentiality)
            Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

8.   Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien, sesame karyawan dan masyarakat. Jika salah member dosis obat kepada klien perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/istilah-istilahetikdanhukumkeperawatan_
Ismani Nila.2001. Etika keperawatan. Jakarta: Widya Medika L
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan praktek keperawatan professional. Jakarta : EGC
Potter & perry.2005. Fundamental keperawatan konsep, proses dan praktek edisi 4.           Jakarta:           EGC
Zubair Achmad charris. 1990. Kuliah etika. Jakarta : Rajawali pers 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar